Aneurisme aorta

Aneurisma Aorta
Gambar A menunjukkan aorta normal. Gambar B menunjukkan aneurisma aorta torakalis (posisinya di belakang jantung). Gambar C menunjukkan aneurisma aorta abdominalis yang posisinya di bawah arteri yang menyuplai darah ke ginjal.
Informasi umum
SpesialisasiBedah vaskular
TipeAneurisma aorta abdominalis, aneurisma aorta torakalis, aneurisma aorta torakoabdominalis
PenyebabAterosklerosis, hipertensi, trauma, infeksi aorta
Faktor risikoMerokok, hipertensi, diabetes melitus, riwayat keluarga dengan aneurisma aorta, riwayat aneurisma di pembuluh darah yang lain, usia, pria
Aspek klinis
Gejala dan tandaSebagian besar tidak bergejala. Aneurisma aorta torakalis: nyeri dada, nyeri punggung, hoarseness, batuk, sesak napas. Aneurisma aorta abdominalis: nyeri perut, nyeri punggung dan selangkangan, terasa perut berdenyut di daerah pusar
KomplikasiPerdarahan
Awal munculUsia di atas 50 tahun
DurasiKronis
DiagnosisFoto torak, ultrasonografi (USG), ekokardiogram, CT scan, MRI
PerawatanEVAR (bedah endovaskular), bedah terbuka
PengobatanObat golongan statin, penyekat beta, antagonis reseptor angiotensin II

Aneurisma aorta adalah suatu kondisi yang ditandai oleh pelebaran pembuluh darah aorta yang dapat terjadi pada aorta di bagian dada, perut, atau keduanya yang disebabkan karena melemahnya otot-otot pada dinding aorta. Sebagian besar penderita tidak merasakan keluhan apa pun. Gejala biasanya baru dirasakan jika ukuran aneurisma semakin besar atau jika sudah terjadi komplikasi seperti diseksi aorta atau ruptur aorta. Keluhan yang dapat timbul adalah nyeri perut, nyeri dada, nyeri punggung, nyeri kepala, hoarseness, sulit bernapas, batuk, timbul stridor, disfagia, migrain, bengkak di daerah wajah, dan sensasi seperti akan pingsan (prasinkop). Tanda yang bisa diamati pada penderita aneurisma aorta adalah teraba benjolan yang berdenyut di daerah perut, sindrom jari kaki biru, murmur vaskular, sindrom vena kava superior, tanda Pemberton, tanda sindrom Horner (miosis, ptosis, dan anhidrosis), tanda Oliver, dan deviasi trakea.

Berdasarkan lokasinya, aneurisma aorta terbagi atas empat yaitu aneurisma sinus aorta atau sinus of Valsalva aneurysm (SOVA), aneurisma aorta torakalis atau thoracic aortic aneurysm (TAA), aneurisma aorta abdominalis atau abdominal aortic aneurysm (AAA), dan aneurisma aorta torakoabdominalis atau thoracoabdominal aortic aneurysm (TAAA). Berdasarkan bentuknya, aneurisma aorta terbagi atas tiga yaitu bentuk fusiform, bentuk sakular, dan bentuk mikotik. Faktor risiko terjadinya aneurisma aorta adalah merokok, hipertensi, adanya riwayat aneurisma aorta dalam keluarga, riwayat penyakit jantung koroner, riwayat penyakit pembuluh darah perifer, penyakit jaringan ikat seperti sindrom Marfan dan sindrom Loeys-Dietz, dan jenis kelamin pria.

Patofisiologi terjadinya aneurisma aorta berhubungan dengan matriks ekstraseluler, reaksi inflamasi, aterotrombosis, respons imun adaptif dan bawaan, stres oksidatif, dan TGF-β1 (transforming growth factor beta-1). Komplikasi aneurisma aorta adalah diseksi aorta dan ruptur aorta yang keduanya merupakan kondisi yang mengancam jiwa. Diagnosis penyakit ini dilakukan dengan menggunakan pencitraan medis seperti foto torak, ultrasonografi, tomografi terkomputasi, dan angiografi.

Penatalaksanaan konvensional untuk aneurisma aorta tanpa gejala adalah dengan mengontrol faktor risiko, memperbaiki pola hidup, berhenti merokok, dan evaluasi ukuran diameter aneurisma. Untuk aneurisma aorta yang sudah memberikan gejala terapinya adalah dengan operasi baik itu operasi terbuka maupun operasi dengan metode endovaskular atau EVAR. Aneurisma aorta yang menjalani operasi tanpa adanya komplikasi terlebih dahulu memberikan prognosis yang baik. Tingkat mortalitas aneurisma aorta yang telah mengalami ruptur adalah 50%. Insiden dan prevalensi penyakit ini secara global sulit ditentukan karena kurangnya negara yang melakukan penelitian dan skrining.


© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search